Spirometri

Spirometri adalah alat yang berfungsi untuk menguji kondisi organ pernapasan. Ini dilakukan dengan menakar banyaknya atmosfer terhirup, banyaknya atmosfer yang dikeluarkan dan tempo respirasi. Fungsi spirometri adalah diagnosis gangguan pernapasan. Interpretasi hasil pemeriksaan berupa pantauan keadaan organ pernapasan, mengetahui perawatan gangguan fatal pada organ pernapasan sehingga sanggup bernapas baik.

Cara kerja spirometer ini adalah mengetahui banyak dan cepatnya atmosfer yang masuk dan keluar dalam satu tarikan nafas. Spirometry umumnya adalah kumpulan beberapa uji yang dipanggil uji tugas organ pernapasan, dimana merupakan uji simpel berguna untuk mengetahui dan memantau gangguan organ pernapasan. Cara menggunakan spirometer itu menghubungkannya ke cerobong dan tali besi dan dihirup, umumnya dikerjakan oleh suster atau ahli selama proses bedah maupun ketika berkunjung ke pelayanan kesehatan.

Spirometri adalah tes standar yang digunakan oleh ahli untuk mengukur kemampuan paru-paru. Cara kerja spirometer ini adalah dengan mengukur aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Bila ahli berprasangka ada gejala-gejala akibat gangguan fatal organ pernapasan, uji spirometri sanggup direkomendasikan. Umumnya gejala gangguan pernapasan seperti sesak nafas, batuk tak tertahankan maupun berusia lebih dari 35 tahun dan merokok. Gangguan tersebut mencakup sesak nafas, COPD, bronkitis, kerusakan kantung udara pada organ pernapasan, maupun adanya jaringan parut di organ pernapasan. Fungsi spirometri ini adalah untuk mengecek kemajuan pengobatan dan kemungkinan gangguan pernapasan sudah membaik. 

Interpretasi hasil pemeriksaan spirometry bermanfaat sebelum dilakukan prosedur bedah, dimana ini dilakukan untuk mengecek jika tugas organ pernapasan telah memadai bila prosedur bedah diperlukan. Di samping itu fungsi spirometri berguna untuk membersihkan gangguan organ pernapasan yang berhubungan erat dengan kegiatan bekerja. Spirometry umumnya adalah tes yang tidak berbahaya namun biasanya setelah uji dilakukan, rasa sesak atau pening umum dirasakan. Sebab uji ini meletihkan, oleh karena itu sebaiknya tidak dikerjakan pada yang telah mempunyai gangguan jantung sebab akan memicu gangguan pernapasan yang fatal. Ikuti petunjuk ahli guna menjauhkan pemakaian obat pernapasan yang dihirup sebelum tes, atau persiapan seperti memakai baju longgar agar tidak mengganggu proses ujian, dan tidak makan besar agar tidak sulit bernafas.

Persiapan Uji Spirometri

Pada hari dilakukannya uji spirometri, pemakaian obat hirup sangat tidak dianjurkan. Sebelum tes, pakailah baju longgar dan hindari makan terlalu sering. Pengujian ini tidak menyebabkan rasa nyeri, dan dilakukan oleh ahli teknis kerja organ pernapasan, pengujian ini sanggup dilakukan berulang kali guna mengetahui hasil yang tepat. Saat pengujian dilakukan, obat-obatan sebelum tes umumnya dianjurkan kecuali terdapat kasus lain, tidak merokok paling tidak 6 jam sebelumnya, penggunaan obat hirup sebaiknya 6-8 jam sebelumnya. 

Cara Kerja Spirometri

Uji spirometry umumnya dilakukan dengan posisi duduk dan hidung akan dijepit dan di alatnya di pasang pada hidung sehingga mencegah udara keluar. Sebelumnya, pengevaluasi akan memberitahukan apa saja yang harus dikerjakan termasuk sejumlah bimbingan. Ketika uji spirometry sudah siap, ahli akan meminta untuk menarik napas sehingga organ pernapasan penuh, satukan bibir dengan keras, keluarkan napas dengan cepat agar organ pernapasan betul-betul kosong. Langkah-langkah tersebut paling tidak harus diulang sebanyak 3 putaran sekitar 15 menit demi hasil yang baik. 

Begitulah cara menggunakan spirometer. Sesudahnya kegiatan normal sanggup dilanjutkan. Namun, bila interpretasi hasil pemeriksaan ditemukan adanya penyakit pernapasan, obat hirup disebut bronkodilator guna membuka organ pernapasan akan dilakukan setelah uji spirometri awal. Pada waktu ini dilakukan guna melihat adanya masalah pernapasan, spirometri umumnya dikerjakan per satu atau dua tahun guna melihat adanya perubahan pernapasan. Spirometri adalah alat uji yang berguna untuk memantau masalah pernapasan parah atau masalah pernapasan yang tidak terkontrol dengan baik, juga bisa dianggap sebagai fungsi spirometri.

Spirometry Examination

Hasil Spirometri

Parameter proses uji spirometri mencakup kuantitas terbanyak atmosfer yang sanggup dikeluarkan setelah masuk organ pernapasan sedalam-dalamnya. Perhitungan ini yang lebih sedikit dari umumnya menetapkan kendala respirasi, yang kedua adalah besarnya penghembusan nafas keluar dalam satu detik, dimana sanggup mengetahui level keseriusan gangguan respirasi sehingga jika angkanya lebih rendah artinya sumbatannya lebih serius. Interpretasi hasil pemeriksaan akan dipelajari oleh ahli medis. 

Fungsi spirometer adalah menghitung banyaknya atmosfer yang masuk dalam satu detik, juga banyaknya atmosfer yang keluar dalam satu kali nafas. Perhitungan ini akan disandingkan dengan hasil normal setiap individu sesuai umur, tinggi badan, jenis kelamin dimana sanggup menolong tanda-tanda apabila organ pernapasan bertugas baik. Ini dilakukan juga untuk mengetahui apabila organ pernapasan tersumbat, tidak leluasa maupun campuran keduanya. 

Gangguan saluran pernapasan tersumbat, dimana terdapat sumbatan sehingga sanggup mengakibatkan nafas yang tergesa-gesa, namun kuantitas atmosfer yang masuk ke organ pernapasan sudah sesuai, sedangkan gangguan organ pernapasan terbatas dikarenakan organ pernapasan belum bertumbuh normal yaitu kuantitas atmosfer yang masuk sanggup diturunkan.

Risiko dan efek samping uji spirometri

Spirometri adalah tes langsung dan umumnya dianggap sangat aman. Segera setelah itu, beberapa orang mungkin merasa pusing, pusing, gemetar, sakit atau lelah. Pada umumnya uji spirometri ini tidak berbahaya, akan tetapi tes tersebut sanggup menaikkan desakan pada kepala, dada, perut dan mata ketika sedang membuang nafas, oleh karena itu apabila semakin fatal, ada baiknya uji spirometry ini ditunda ataupun dihindari. Cara kerja spirometer tidak akan menjadi fungsi spirometri yang baik apabila sebagai contoh sempat merasakan ada angin duduk, gagal jantung maupun hipertensi dan tak sanggup dihindari, maupun proses bedah di bagian kepala, dada, perut ataupun mata.

Referensi

  1. Mayo Clinic : Spirometry : https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/spirometry/about/pac-20385201
  2. healthline : Spirometry: What to Expect and How to Interpret Your Results : https://www.healthline.com/health/spirometry
  3. NHS : Spirometry : https://www.nhs.uk/conditions/spirometry/
  4. American Lung Associations : Spirometry : https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-procedures-and-tests/spirometry

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *