Spironolactone
Tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit cukup sering terjadi di Indonesia. Hipertensi ini cukup berisiko. Pada beberapa kasus hingga meningkatkan persentase kematian pasien. Solusinya, mengonsumsi spironolactone. Sebenarnya, spironolactone obat apa? Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana indikasi spironolatone? Dan bahaya serta efek samping spironolakton? Kali ini kita akan membahasnya.
Spironolactone atau yang terkadang disebut spironolakton merupakan jenis obat yang berguna menurunkan tekanan pada darah (kasus hipertensi). Bukan hanya itu spironolactone obat berguna baik dalam hipokalemia, gagal jantung, edema, dan sirosis. Dalam kondisi lain, Spironolakton juga mengatasi kondisi saat hormon aldosterone dalam tubuh berlebih. Ini masuk dalam obat berjenis diuretik. Artinya, kegunaan spironolactone dapat menghambat serapan natrium atau garam dalam tubuh yang berlebihan. Ini juga menjaga persentase kalium di dalam darah tetap stabil, dengan demikian tekanan darah akan normal.
Mekanisme kerja spironolakton: menekan sintesis aldosteron dan penyerapan natrium yang terjadi pada ginjal. Sedangkan ketika digunakan mengobati penyakit gagal jantung, mekanisme kerja spironolakton akan digabungkan dengan obat antihipertensi lainnya.
Spironolakton terdiri dua jenis. Yang membedakan adalah kandungannya. Ada spironolactone 25 mg dan ada yang 100 mg. Bagaimanapun juga ini adalah obat keras. Anda hanya dapat mendapatkannya atas anjuran dokter. Pada kebanyakan kasus, umumnya, spironolactone 25 mg disarankan.
Dosis Spironolakton
Setelah mengetahui spironolactone obat apa, perhatikan dosis pemakaiannya. Penggunaan spironolactone adalah berbeda di tiap-tiap kebutuhan dan kondisi pasien.
Di bawah ini rincian dosis spironolakton:
- Mengobati hipertensi: 50 – 100 mg/hari, 1 – 2 kali sehari.
- Pengobatan edema: 100 mg/hari, 1 kali sehari. Dosis spironolakton ditingkatkan ke 400 mg setelahnya.
- Pengobatan sirosis: Dewasa: 100 – 400 mg/hari (cek kadar natrium serta kalium pada urine terlebih dahulu), Lansia: dengan dosis terendah lalu ke tinggi, anak-anak: 3 mg/kgBB per hari. Dibagi dalam sekian banyak jadwal konsumsi.
- Pengobatan hiperaldosteronisme: Dewasa: 400 mg/ hari, diberikan 3-4 minggu. Lansia: dari dosis rendah ke tinggi. Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari. Dibagi dalam sekian banyak jadwal konsumsi.
- Pengobatan gagal jantung: Dewasa: dosis spironolactone 25 mg dalam sehari sekali. Dosis maksimal 50 mg. Lansia: dosis spironolakton dari rendah ke tinggi. Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari. Dibagi dalam sekian banyak jadwal konsumsi.
- Solusi hipokalemia: dosis spironolakton 25 – 100 mg/ hari (dewasa).
Indikasi Spironolacton
Seperti yang telah disebutkan, indikasi spironolactone yang terutama adalah antihipertensi. Ini berarti dapat digunakan untuk beragam kasus yang berkaitan dengannya.
Indikasi spironolactone :
- Hiperaldosteronisme: indikasi spironolactone meredakan efek hipokalemia dan hipertensi sekunder.
- Mengobati sirosis hepatis: fungsi obat spironolactone menjadi anjuran pertama untuk pasien ini dan juga edema.
- Pengobatan hipokalemia: fungsi obat spironolactone untuk meredakan hipokalemia yang terjadi karena konsumsi diuretik rendah kalium.
- Solusi ginjal kronis: indikasi spironolactone menjadi terapi pembantu pada pasien ini, dimana proteinuria dapat dikurangi.
- Solusi hirsutisme, FPHL, dan acne vulgaris.
- Mengobati hipertensi esensial.
- Mengobati gagal jantung: fungsi obat spironolactone memperbaiki kinerja jantung dengan memberi efek diuretik.
Pengonsumsian
Spironolactone adalah jenis yang tidak berbahaya jika di bawah anjuran dokter. Untuk itulah perlu memperhatikan pengonsumsian obat yang benar. Baca petunjuk yang biasanya tertera pada kemasan obat dan cara-cara yang telah diberikan dokter Anda.
Konsumsi spironolacton setelah makan. Anda juga dapat menggunakannya bersamaan dengan makan. Spironolactone umumnya dianjurkan diminum sehari sekali. Pastikan Anda mengonsumsi sebelum sore menjelang malam (dosis terakhir pukul 18.00). Tidak disarankan meminum obat spironolactone saat malam karena akan mengganggu tidur. Juga tidak disarankan mengurangi maupun menambah dosis tanpa konsultasi.
Apabila Anda kelewatan jadwal meminum spironolacton, pastikan segera meminumnya jika jeda dengan jadwal berikutnya tidak terlalu dekat. Namun abaikan jika sudah terlalu dekat. Tidak perlu menggandakan dosis spironolakton berlebihan.
Efek Samping
Kemungkinan efek samping spironolakton terjadi. Karena itulah sebaiknya Anda memperhatikan benar-benar cara meminum obat spironolactone. Efek yang tidak berbahaya tidak perlu konsultasi dokter. Namun jika terasa sangat mengganggu, segera temui ahli.
Efek samping spironolakton: rasa tidak nyaman di perut seperti mual, diare, atau muntah, bengkak payudara, sakit kepala dan pusing, disfungsi ereksi.
Jika efek samping spironolakton di atas tidak segera membaik dan berkepanjangan, atau jika Anda mendapat alergi sebagai reaksinya, seperti: kram, ingin pingsan, perubahan warna kulit menjadi kuning, gangguan irama jantung, muntah darah, dll, segera larikan diri ke rumah sakit. Sebaiknya, jangan tunggu efek samping spironolakton semakin parah, jika tidak ingin penanganan yang terlambat.
Interaksi Obat Spironolactone
Sebaiknya Anda menghindari meminum obat spironolactone dengan obat-obat jenis lainnya. Karena itu akan memicu interaksi obat. Interaksi spironolacton didapat jika dikonsumsi dengan: ACE inhibitor, suplemen kalium dan diuretik, dan heparin. Pasien dapat terkena hiperkalemia. Begitu juga dengan ciclosporin, yang dapat meningkatkan risiko penyakit gangguan ginjal.
Untuk interaksi spironolactone obat dengan yang lainnya juga terjadi. Jika dikonsumsi bersama obat lithium akan meningkatkan dosis racunnya. Jika dikonsumsi bersama phenobarbital dapat beresiko pada hipotensi ortotastik. Jika dikonsumsi bersama colestyramine dapat berisiko asidosis metabolik.
Peringatan!
Ingat selalu bahwa spironolactone obat keras. Selalu gunakan di bawah resep dokter. Ketika Anda berkonsultasi, pastikan memberitahu dokter Anda jika ada obat, suplemen, atau produk herbal lain yang sedang Anda minum terutama jika itu mengandung kalium. Beritahu dokter jika Anda dalam kondisi menyusui dan hamil. Juga apabila Anda memiliki jadwal operasi apapun atau operasi gigi.
Informasikan kepada dokter apabila memiliki gejala penyakit dan riwayat lain yang terdapat dalam diri Anda. Ini agar kegunaan spironolactone dapat berfungsi baik dan bukannya memberikan efek bahaya. Ketika sudah mengkonsumsi spironolactone 25 mg pastikan Anda tidak sedang mengendarai kendaraan, atau bekerja dengan alat berat. Segera kembali kepada dokter Anda jika mengalami keluhan alergi spironolactone obat.
Kontraindikasi
Spironolacton adalah obat yang tidak boleh diberikan pada pasien dibawah penyakit: Anuria, penyakit Addison, hiperkalemia, dan insufisiensi ginjal.
Referensi
- WebMD : Spironolactone Oral: uses, side effects, interactions, pictures : https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6288/spironolactone-oral/details
- Medline plus : Spironolactone : https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682627.html
- Drugs : Spironolactone : uses, dossage, side effects : https://www.drugs.com/spironolactone.html
- healthline : Spironolactone, oral tablet : https://www.healthline.com/health/spironolactone-oral-tablet
- Rx list : Aldactone (spironolactone) : https://www.rxlist.com/aldactone-drug/patient-images-side-effects.htm