Astaxanthin

Astaxanthin adalah molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain yang diyakini fungsi astaxanthin dalam melindungi fungsi mata, organ pemompa darah serta epidermis, meredakan infeksi juga menjaga imunitas badan. Astaxanthin adalah molekul yang berisi oksigen serta zat warna natural yang sanggup menjaga warna merah atau pink pada tanaman juga binatang. Zat warna tersebut tersedia pada tipe alga, salmon, udang juga lobster.  Cara kerja antioksidan dalam mengurangi oksidasi dianggap berguna dalam berbagai kondisi, seperti degenerasi makula, nyeri otot, rheumatoid arthritis, kerutan kulit, atau kerusakan kulit yang disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet. Kegunaan obat astaxanthin adalah demi memulihkan kelainan Alzheimer, penyakit Parkinson, stroke, kolesterol tinggi, gangguan liver, gangguan penglihatan akibat umur, serta melindungi dari tumor ganas. 

Fungsi astaxanthin juga guna sindrom metabolik, yang merupakan sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan diabetes. Fungsi astaxanthin lainnya demi menaikkan kemampuan latihan, mengurangi kehancuran otot pasca latihan, serta meredakan nyeri otot. Juga, fungsi astaxanthin bisa dirasakan dalam perlindungan dari sinar UV, menjaga pola tidur yang baik, untuk meningkatkan kualitas tidur, serta untuk sindrom lorong karpal, gejala tidak aman pada perut bagian atas, kesuburan laki-laki, gejala klimakterium, juga artritis reumatoid.

Manfaat & Efektivitas

Minyak ikan dengan asam lemak omega-3 tidaklah satu-satunya hal dari laut yang sanggup menaikkan kinerja badan manusia. Astaxanthin adalah zat warna molekul yang mengandung oksigen yang tersedia pada ikan trout, mikroalga, ragi, juga udang, di antara makhluk laut lainnya. Astaxanthin amat sering ditemukan pada salmon Pasifik dan memberi ikan warna merah jambu. Sebagai molekul yang mampu memperlambat maupun melindungi proses oksidasi molekul lain, produk yang mengandung astaxanthin dipercaya mempunyai banyak khasiat kebugaran dimana umumnya berhubungan dengan kulit yang lebih sehat, endurance, kondisi kardiovaskular yang baik, nyeri sendi, serta barangkali mempunyai masa depan dalam pemulihan tumor ganas. 

Astaxanthin tidak memiliki cukup bukti keefektifannya bagi : 

  • Hilangnya daya lihat sebab umur atau yang dikenal dengan AMD ini timbul akibat retina tak berfungsi. Riset yang dilakukan pertama kali menyatakan bahwa konsumsi produk yang mengandung astaxanthin, lutein, zeaxanthin, vitamin E, vitamin C, seng, dan tembaga menaikkan resiko kehancuran di pusat retina pada penderita AMD. Namun tak menyebabkan kehancuran pada bagian luar retina. 
  • Sindrom lorong karpal. Kajian pertama pun menyatakan bahwa konsumsi produk yang mengandung astaxanthin dan dicampur dengan lutein, beta-karoten, dan vitamin E tak meredakan rasa nyeri pada penderita carpal tunnel syndrome.
  • Masalah pencernaan (dispepsia). Studi mengungkapkan bahwa 40 mg astaxanthin per hari menurunkan gejala gerd pada penderita dispepsia dan sepertinya efektif bagi penderita dispepsia sebab radang H.Pylori. Penggunaan dosis kecil 16 mg per hari tak kan mampu meredakan gejala gerd sebab tak ada dosisi yang menurunkan sakit perut, masalah pencernaan, maupun kuantitas bakteri H. pylori pada penderita dispepsia.
  • Kecacatan otot karena kegiatan fisik. Pemain sepak bola laki-laki yang mengkonsumsi astaxanthin sepanjang 90 hari tak mampu meredakan kecacatan otot. 
  • Nyeri otot sesudah berolahraga. Studi mengungkapkan bahwa minum produk yang mengandung astaxanthin, lutein, dan minyak safflower tak sanggup meredakan nyeri otot maupun menaikkan fungsi otot 4 hari pasca berkegiatan fisik daripada cuma minum minyak safflower.
  • Prestasi latihan. Kajian menginformasikan bahwa efek astaxanthin pada kemampuan berolahraga berlawanan sebab awalnya minum astaxanthin sanggup menurunkan waktu yang diperlukan dalam latihan mengendarai sepeda, namun penelitian lain justru membuktikan bahwa astaxanthin tak mampu menaikkan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu latihan berjarak. 
  • Keletihan. Riset pertama mengungkapkan bahwa produk yang mengandung astaxanthin serta sesamin sepertinya tak mampu menurunkan rasa letih secara menyeluruh pada pada orang dewasa yang bugar.
  • Kolesterol Tinggi. Kajian melihat bahwa menggunakan astaxanthin via oral menurunkan lemak darah dan menaikkan kolesterol baik pada penderita kolesterol tinggi. Sedangkan kajian lainnya melihat bahwa memakai gabungan astaxanthin, berberine, policosanol, beras ragi merah, koenzim Q10, dan asam folat menaikkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kolesterol total, kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL atau “jahat”), dan trigliserida dalam orang dengan kadar kolesterol abnormal.
  • Kesuburan laki-laki. Studi menyatakan bahwa penggunaan astaxanthin boleh menaikkan tingkat kebuntingan pasangan laki-laki yang dianggap mandul. 
  • Gejala klimakterium. Hasil teliti melihat minum komoditas bermuat astaxanthin, vitamin D3, likopen, dan bioflavonoid jeruk per hari menurunkan tanda terjadinya klimakterium misal hot flashes, nyeri sendi, kemurungan, dan gangguan kandung kemih.
  • Rematik. Diyakini bahwa minum kandungan astaxanthin, lutein, vitamin A, vitamin E, dan minyak safflower menurunkan rasa nyeri serta menaikkan rasa jeruk pada penderita rematik. 
  • Terbakar sinar ultraviolet. Astaxanthin sanggup meredakan kondisi kulit terbakar sinar matahari dengan konsumsi selama 9 minggu sepertinya sanggup meredakan kemerahan dan hilangnya kelembaban kulit yang diakibatkan oleh sinar UV.
  • Kulit kisut. Minum astaxanthin dipercaya boleh menaikkan elastisitas kulit serta menurunkan garis halus dan kisut pada perempuan dan laki-laki berumur dengan menaikkan kadar air pada kulit. Namun, kajian lain menunjukkan bahwa minum astaxanthin, juga membalurkan krim astaxanthin ke wajah dua kali sehari justru menaikkan timbulnya kisut kulit.

Astaxanthin adalah

Tindakan pencegahan sebelum menggunakan astaxanthin

Astaxanthin adalah zat berwarna kemerahan yang tergolong bahan kimia yang disebut karotenoid. Ini terjadi secara natural pada alga tertentu dan mengakibatkan warna merah muda atau merah pada salmon, trout, lobster, udang, dan makanan laut lainnya. Astaxanthin dibalurkan langsung ke kulit untuk melindungi dari sengatan matahari, mengurangi kerutan, dan manfaat kosmetik lainnya. Dalam makanan, kegunaan astaxanthin sebagai pewarna untuk produksi salmon, kepiting, udang, ayam, dan telur. Di bidang pertanian, kegunaan astaxanthin selaku suplemen makanan untuk ayam penghasil telur.

Sebelum memakai astaxanthin, berikut adalah hal-hal yang perlu menjadi perhatian :

  • Bila terdapat alergi pada kandungan canthaxanthin atau obat inhibitor 5-α-reduktase (seperti finasteride), hindari pemakaian produk yang mengandung astaxanthin.
  • Astaxanthin boleh didapat dari sejumlah tipe ganggang serta jenis seafood tertentu, seperti salmon atau lobster. Kalau mempunyai alergi terhadap ganggang maupun jenis seafood, jauhi produk yang mengandung astaxanthin.
  • Informasikan ahli medis jika mengidap kelainan autoimun, osteoporosis, hipokalemia, penyakit paratiroid, penyakit hormonal atau tekanan darah rendah.
  • Kasih tahu ahli medis jika secara rutin meminum suatu obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
  • Ungkapkan ke ahli medis jika sedang hamil, punya rencana untuk hamil maupun menyusui.
  • Sesudah pemakaian astaxanthin atau produk yang mengandung bahan ini, kalau muncul alergi atau overdosis, ada baiknya cari bantuan medis secepatnya. 

Penggunaan dan dosis astaxanthin

Petunjuk dosis astaxanthin dalam kelainan tertentu belum ada penelitian khusus. Akan tetapi, dosis lazim astaxanthin via oral yang disarankan adalah 4 sampai 12 mg setiap hari. Dan ikuti petunjuk penggunaan astaxanthin bentuk topikal pada kemasan maupun saran dari ahli medis. 

Cara menggunakan astaxanthin dengan benar

Menjelang penggunaan obat astaxantin, bacalah informasi aturan minum dan jarak minum yang ada di bungkus obat. Simpan suplemen astaxanthin dalam kemasan terbungkus di suhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari maupun jangkauan anak. 

Interaksi astaxanthin dengan obat lain

Saat astaxanthin dipakai bersamaan dengan obat lain, hubungannya pasti tak nyata. Akan tetapi, perlu berkonsultasi dengan ahli medis jika sedang minum obat yang bermuat obat penghambat 5-α-reduktase maupun penawar yang mengurangi tekanan darah, produk herbal atau suplemen sebelum menggunakan astaxantin.

Efek samping dan bahaya astaxanthin

Kalau diminum sesuai petunjuk, umumnya astaxantin tak menunjukkan dampak negatif. Akan tetapi, perlu diingat jika penggunaan astaxanthin melebihi 48 mg per harinya, kotoran akan berubah warna merah. Astaxanthin barangkali aman jika diminum dalam kuantitas yang ada pada asupan. Astaxanthin bisa jadi aman juga kalau dikonsumsi selaku suplemen. Astaxantin telah digunakan dengan aman dengan sendirinya dalam dosis 4 sampai 40 mg setiap hari hingga 12 minggu, atau 12 mg setiap hari selama 6 bulan. Ini telah digunakan dengan aman dalam kombinasi dengan karotenoid lain, vitamin, dan mineral pada 4 mg setiap hari hingga 12 bulan. Dampak negatif astaxanthin bisa jadi mencakup kenaikan pergerakan usus dan warna tinja merah. Astaxantin dosis tinggi sanggup mengakibatkan nyeri perut.

Referensi :

  1. Webmd : Astaxanthin : https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-1063/astaxanthin
  2. Healthline : 7 Potential Benefits of Astaxanthin : https://www.healthline.com/health/health-claims-astaxanthin
  3. NCBI : Astaxanthin in Skin Health, Repair, and Disease: A Comprehensive Review : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5946307/

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai