Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah istilah dari bahasa Yunani dari “kryptos” yang artinya tersembunyi dan “orkhis” yang berarti testis. Nama lain dari kriptorkidisme adalah kriptorkismus. Kelainan yang mengenai sistem kelamin laki-laki ini lebih diketahui dengan istilah “testis tidak turun”. Pada pria, testis termasuk bagian sistem reproduksi yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan sperma (spermatogenesis) dan menghasilkan hormon pada pria, contohnya testosteron.

Organ kelamin berkembang sejak janin berada di perut ibu. Dari usia dua bulan kehamilan, faktor hormonal tertentu memungkinkan diferensiasi dalam pembentukan organ, misalnya ovarium pada bayi perempuan, dan testis pada bayi laki-laki. Selama bulan ketiga sampai akhir kehamilan, testis yang terbentuk akan berpindah dari daerah perut ke selangkangan lalu menuju bursa testicularis. Pada penyakit kriptorkidisme, perpindahan testis yang berlangsung tidak terjadi secara lengkap atau testis tidak turun, dan nantinya berakibat pada produksi sperma. Padahal, agar sperma berkualitas baik, testis harus berada pada suhu 33 hingga 34 derajat celcius. Suhu tersebut dapat dicapai hanya jika posisinya ada di bursa testicularis. Apabila testis tidak turun ke bursa testicularis dan hanya berada di perut, maka suhu yang dicapai hanya sekitar 37 derajat celcius.

Kriptorkidisme atau kriptorkismus adalah kelainan pada sistem reproduksi laki-laki yang dihasilkan karena testis tidak turun dari perut menuju bursa testicularis selama masa kehamilan. Malformasi ini mempengaruhi sekitar 20 sampai 30% bayi laki-laki yang lahir prematur dan 2 sampai 4% bayi laki-laki yang lahir cukup bulan. Kelainan ini paling banyak mengenai salah satu testis saja.

Penyebab Kriptorkidisme

Penyebab kriptorkidisme yang sesungguhnya tidak bisa dipastikan. Tetapi, banyak yang mempercayai bahwa penyebab kriptorkidisme berkaitan erat dengan faktor kombinasi genetik, kesehatan ibu selama mengandung, gangguan hormon yang didapat dari lingkungan, serta gangguan persarafan yang mempunyai keterlibatan dalam pembentukan testis. Meskipun penyebabnya tidak pasti, tetapi beberapa faktor diyakini memperbesar risiko terjadinya kriptorkidisme/kriptorkismus.

Beberapa faktor penyebab kriptorkidisme:

  • Kelahiran prematur
  • Riwayat penyakit keluarga dengan kelainan pada organ genital,
  • Kelainan genetik seperti sindrom Down atau kelainan lain yang menghambat perkembangan janin,
  • Bayi yang berat badannya rendah saat lahir (BBLR),
  • Kontak erat ibu dengan tembakau, alkohol, atau bahan kimia tertentu pada waktu mengandung

Cryptorchidism

Gejala Kriptorkidisme

Kriptorkidisme/kriptorkismus tidak memiliki gejala. Namun, jika testis tidak dapat kembali ke tempat seharusnya dan tidak ada pengobatan, maka akan timbul komplikasi.

  • Infertilitas. Akibat suhu yang tidak memadai untuk memungkinkan produksi sperma. Risiko infertilitas terjadi sekitar 5% pada kriptorkismus unilateral (testis tidak turun salah satu saja) dan 50% pada kriptorkismus bilateral (testis tidak turun keduanya). Perawatan dengan pembedahan dapat mengurangi risiko hingga setengahnya;
  • Kanker testis. Meski jarang terjadi, kriptorkismus adalah salah satu penyebab utama kanker testis pada usia 20 sampai 35 tahun
  • Torsio testis
  • Trauma pada testis, jika ada tekanan pada selangkangan.

Diagnosis Kriptorkidisme

Diagnosis untuk mendeteksi adanya kriptorkidisme/kriptorkismus adalah dilakukan dengan cara palpasi di bagian bursa testicularis pada bayi baru lahir selama pemeriksaan medis di bangsal bersalin. Apabila testis bayi belum turun yang kemudian diketahui sebagai penyakit kriptorkidisme, maka pemeriksaan rutin akan diterapkan hingga 6 bulan kemudian. Karena dalam rentang waktu 6 sampai 1 tahun semenjak bayi lahir, biasanya testis dapat turun secara spontan dan penyakit kriptorkidisme akan menghilang. Palpasi pada bayi baru lahir dilaksanakan dengan membaringkan bayi secara telentang dengan kaki sedikit ditekuk. Setelah bayi menginjak usia 6 bulan, pemeriksaan dapat dilakukan dengan duduk bersila. Tujuannya adalah untuk menemukan testis yang tidak terdapat di bursa testicular dan memastikan kalau organ tersebut tidak berhenti berkembang.

Saat testis bayi belum turun atau tidak terdeteksi di bursa testicular, dokter akan mencoba menentukan lokasinya dengan palpasi di atas letak bursa atau di selangkangan. Sekitar 60% kasus, testis akan ditemukan di area ini. Di sisi lain, ketika testis berada di perut, maka tidak dapat dideteksi dengan palpasi dan diperlukan pemeriksaan tambahan. Apabila testis sudah teraba, bentuknya perlu diperiksa dan dipastikan agar tidak berhenti berkembang. Kemudian, dokter juga akan memeriksa apakah ada kelainan lain yang menyertai, semisal hipospadia, mikropenis, atau hernia inguinalis. Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan jika terjadi kriptorkismus bilateral, terdapat kelainan lain yang menyertai atau testis tidak dapat teraba.

Berbagai cara mendiagnosa kecacatan:

  • Ultrasonografi perut, untuk menemukan letak testis
  • Tes darah, untuk mendeteksi kelainan hormonal
  • Laparoskopi, untuk mengeksplorasi rongga perut

Pengobatan Kriptorkidisme

Apabila sudah terjadi selama lebih dari 1 tahun dan penyakit kriptorkidisme belum menghilang (yang ditandai dengan testis bayi belum turun) maka harus dilakukan pengobatan. Pengobatan untuk penyakit kriptorkidisme adalah melalui tindakan pembedahan yang dinamakan orchidopexy. Orchidopexy adalah tindakan pembedahan dalam rangka mengubah letak testis dengan benar. Syarat utama orchidopexy adalah harus dilakukan antara usia 1 dan 2 tahun. Pembedahan ini membutuhkan anestesi umum dan paling sering dilakukan untuk pasien rawat jalan.

Pada waktu pembedahan, dokter nantinya membuat dua sayatan kecil yang salah satunya berada pada selangkangan dan lainnya di bagian atas bursa testicularis. Tujuan dari orchidopexy adalah untuk membebaskan korda spermatika sehingga testis tetap berada dalam posisi tinggi. Pada sebagian besar kasus, yaitu sekitar 90%, operasi dilakukan dalam satu langkah. Tapi jika tidak berhasil, maka akan diperlukan intervensi kedua.

Ketika testis terletak di perut, diperlukan laparoskopi untuk menentukan posisi dan kondisinya (apakah berhenti berkembang atau tidak). Dalam hal ini, intervensi kemudian dilakukan dalam dua tahap. Selama pembedahan, dokter ahli bedah memeriksa ukuran dan konsistensi testis. Jika terdapat kelainan, dokter mungkin memutuskan untuk mengangkatnya. Prosthesis untuk tujuan estetika dapat ditawarkan saat sudah memasuki masa pubertas.

Referensi 

  1. Medical News Today : What is cryptorchidism, or an undescended testicle? : https://www.medicalnewstoday.com/articles/184604#risk-factors
  2. Grow by WebMD : What Is an Undescended Testicle? : https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-an-undescended-testicle#1-2
  3. Urology BOP : Orchidopexy : https://urobop.co.nz/our-services/id/78

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *