Gastritis (Maag)

Penjelasan 

Gastritis atau maag adalah peradangan pada lapisan pelindung lambung. Penyakit gastritis dapat disebabkan karena bakteri, penggunaan obat penghilang nyeri secara terus menerus dan konsumsi alkohol yang berlebihan, sehingga menyebabkan penipisan (terkikis atau erosi) dan peradangan pada lambung. Pengikisan dapat mengakibatkan penipisan pada lapisan lambung sehingga lapisan lambung menjadi lemah dan enzim pada pencernaan dapat merusak lambung.

Infeksi pada lapisan perut akibat bakteri umumnya ditularkan dari orang ke orang, tetapi juga dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Peradangan yang tidak serius dan bisa membaik dengan pengobatan yang tepat. Sebaliknya, peradangan serius yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko kanker lambung

Di seluruh dunia, kejadian gastritis menimpa sebanyak 1,8-2,1 juta orang setiap tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2013,  angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi. Di Kota Medan misalnya, angka kejadian gastritis mencapai 91,6%, Jakarta 50%,dan  Denpasar 46%, Bandung 35,3 %, Palembang 32,5%, Aceh 31,7%, Surabaya 31,%, dan 31,2% di Pontianak.

apa itu gastritis

Gejala 

Setiap penderita gastritis akan mengalami gejala yang berbeda beda, tergantung pada kondisi fisiknya. Gejala umum yang dapat dirasakan, adalah:

  • Mual
  • Cegukan
  • Gangguan pencernaan
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit perut dan perut kembung
  • Feses atau tinja berwarna hitam
  • Perasaan kenyang di perut bagian atas, terutama setelah makan
  • Muntah (mungkin juga akan muntah darah atau muntah berwarna hitam seperti biji kopi)

Penyebab gastritis


Gastritis pada umumnya dapat disebabkan karena infeksi virus atau bakteri.
Peradangan lambung umumnya terjadi akibat infeksi bakteri gastrointestinal,  yang menyebabkan sebagian besar lambung terluka (ulkus atau ulcer) dan dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Contohnya bakteri helicobacter pylor, bakteri ini menginfeksi lapisan perut:

  • Konsumsi nikotin
  • Gangguan autoimun
  • Menggunakan kokain
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan
  • Stres yang disebabkan oleh cedera parah, sakit, atau operasi
  • Gangguan pencernaan, seperti penyakit crohn (radang usus kronis)
  • Faktor usia

Seiring bertambahnya usia seseorang, lapisan lambungnya juga akan semakin menipis.

gastritis

Tipe gastritis

Gastritis atau maag dibagi menjadi beberapa tipe dengan penyebab dan gejala yang berbeda-beda, yaitu:

Gastritis akut

Penyebab paling umum gastritis akut adalah konsumsi alkohol berlebih, kortikosteroid, kemoterapi, infark miokard, stres dan terlalu sering menggunakan obat-obatan non-steroidal anti-inflamasi (NSAID) seperti ibuprofen, sodium naproxen, dan diklofenak. 

Kondisi ini melibatkan peradangan yang terjadi secara tiba-tiba dan parah. Pada kasus ringan gejalanya dapat berupa iritasi perut dan gangguan pencernaan. Pada kasus sedang hingga berat, pengidap dapat mengalami sakit perut bagian atas (epigastrik), mual, hingga muntah darah. 

Tidak ada pengobatan khusus untuk gastritis akut, obat-obatan dan atau perubahan gaya hidup dapat membantu meringankan gejala.

Gastritis kronis

Gastritis kronis terjadi ketika lapisan perut meradang berulang kali dalam jangka waktu yang lama (bertahun-tahun) jika tidak ditangani. Ketika kondisi ini terjadi, lapisan perut kehilangan sel dan fungsi pelindung sehingga lapisan perut terkikis secara perlahan dalam jangka waktu lama. 

Gejala umum gastritis kronis meliputi nyeri perut bagian atas, kembung, muntah, kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan. Iritasi lambung juga sering terjadi, tetapi tidak semuanya mengacu pada gejala gastritis kronis. Gejala ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun sehingga penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Gastritis kronis diobati dengan mengkonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter dan perubahan pola makan. 

Gastritis atrofi

Gastritis atrofi (gastritis tipe A atau B) merupakan bagian dari gastritis kronis. Penyebabnya adalah karena infeksi bakteri H.pylori, bakteri ini akan mengganggu mukus atau lendir yang melindungi lapisan lambung dan mengganggu zat asam yang dibutuhkan untuk mencerna makanan.

Gejalanya dapat berupa sakit perut, mual dan muntah, tidak nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, gejala maag, dan anemia (akibat kekurangan zat besi)

Gastritis atrofi menyebabkan komplikasi kesehatan serius seperti defisiensi atau kekurangan zat besi. Pilihan pengobatan yang dapat dilakukan seperti konsumsi antibiotik, antasida, suplemen zat besi atau suplemen B12.

Gastritis antral

Gastritis antral adalah bentuk peradangan yang terjadi di bagian bawah perut (antrum). Tipe ini lebih jarang ditemui dibandingkan tipe gastritis akut atau kronis. Lansia lebih berisiko mengidap gastritis jenis ini. 

Gastritis antral dapat disebabkan oleh virus, bakteri, cedera lambung, atau obat-obatan. 

Gejala umum untuk jenis gastritis ini adalah gangguan pencernaan dan rasa terbakar di perut. Obat antasida atau antibiotik (jika terdapat infeksi bakteri) dapat diberikan untuk mengobati gastritis antral.

Gastritis erosif 

Gastritis erosif  biasanya tidak menyebabkan banyak peradangan, tetapi dapat menyebabkan perdarahan, bisul, dan infeksi (bernanah dan busuk) di lapisan perut. Dalam kasus yang parah, gastritis erosif menyebabkan ketidaknyamanan ekstrem setiap kali mengonsumsi makanan. 

Gastritis ini paling sering disebabkan karena konsumsi obat-obatan seperti steroid, NSAID, atau obat antiinflamasi dan akibat penyakit Crohn, infeksi dari bakteri E. coli, serta alergi makanan

Gejalanya berupa muntah darah dan feses berwarna hitam. 

Gastritis alkohol 

Gastritis alkohol disebabkan karena konsumsi alkohol yang berlebihan. 

Alkohol dapat membatasi kemampuan lambung untuk menghasilkan asam sehingga memicu terjadinya peradangan. 

Gejalanya berupa rasa sakit di daerah perut bagian atas, kehilangan nafsu makan, muntah, atau kembung.

Gastritis autoimun

Gastritis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi sel lambung sebagai benda asing. Kondisi ini memengaruhi produksi asam lambung dan menyerap Vitamin B12 yang mengakibatkan anemia. 

Gejala utama gastritis autoimun adalah mual, muntah, perasaan kenyang di perut bagian atas, dan sakit perut. Komplikasi yang lebih serius seperti kekurangan vitamin B12, folat dan kekurangan zat besi.

penyakit gastritis

Komplikasi

Gastritis yang  tidak segera diobati dengan tepat, dapat menyebabkan anemia, masalah di ginjal, pendarahan, luka (bisul) dan penyumbatan pada lambung, bahkan dapat mengakibatkan kanker lambung (terutama pada penderita dengan lapisan perut yang menipis).

Diagnosa gastritis

Seperti pada umumnya setiap diagnosa akan dilakukan oleh dokter menanyakan riwayat kesehatan, menanyakan gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik. Apabila diperlukan dokter juga akan melakukan beberapa tes tambahan, seperti:

Tes darah lengkap

Tes ini dilakukan untuk memeriksa anemia atau darah rendah.

Tes napas

Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis ada atau tidaknya infeksi Helicobacter pylori.

Tes feses (tinja)

Tes feses bertujuan untuk memeriksa infeksi atau peradangan pada lambung.

Endoskopi 

Tujuan endoskopi adalah untuk memeriksa peradangan

Rontsent (X-Ray) saluran pencernaan

X-Ray dilakukan setelah penderita meminum cairan khusus yang bernama larutan barium, larutan ini akan membantu dokter dalam membedakan atau melihat kondisi di dalam sistem pencernaan.

Pengobatan

Pengobatan gastritis tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan periode kondisi tersebut berlangsung. Gastritis akut yang disebabkan oleh konsumsi obat anti inflamasi non steroid atau alkohol dapat diatasi dengan menghentikan penggunaannya.

 Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gastritis adalah:

Obat antibiotik 

Obat antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri H. pylori

Dokter dapat merekomendasikan penggunaan kombinasi antibiotik, seperti klaritromisin dan amoksisilin atau metronidazole, untuk mengatasi bakteri. Obat ini umumnya harus digunakan secara rutin selama tujuh hingga 14 hari.

Antasida 

Antasida dapat menetralkan asam lambung dengan cepat. Komplikasi yang dapat terjadi akibat penggunaan obat ini adalah diare atau sembelit.

Obat yang menghambat produksi asam dan meningkatkan proses penyembuhan. 

Seperti omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomeprazole, dexlansoprazole, dan pantoprazole.

Obat-obatan untuk mengurangi produksi asam

Obat-obatan ini dapat mengurangi jumlah asam yang dilepaskan ke saluran pencernaan sehingga dapat menghilangkan rasa sakit maag dan memungkinkan lapisan perut untuk sembuh, contohnya obat penghambat asam yang meliputi ranitidine, famotidine (pepcid), cimetidine, dan nizatidine.

Penggunaan jangka panjang dari inhibitor pompa proton. 

Inhibitor pompa proton bekerja dengan cara memblokir sel-sel yang membuat asam lambung. Contohnya: omeprazole (Prilosec), lansoprazole dan esomeprazole (Nexium).

Pengobatan ini dapat meningkatkan risiko gagal ginjal, demensia, kekurangan nutrisi, serta patah tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang, sehingga dokter mungkin akan memberikan vitamin penambah kalsium.

gastritis adalah

Pencegahan 

Gastritis dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara dibawah ini, seperti:

  • Jaga berat badan tetap ideal
  • Hindari makan makanan asam, pedas
  • Makan dalam porsi sedikit namun sering (5-6 porsi makan dalam sehari)
  • Hindari nikotin. Merokok akan meningkatkan risiko peradangan pada rongga mulut, kerongkongan, dan kanker lambung.
  • Hindari mengkonsumsi secara rutin obat golongan NSAID tanpa anjuran dokter (seperti aspirin, ibuprofen,dan naproxen)
  • Hindari dan kelola stres
  • Hindari konsumsi alkohol, karena dapat membatasi kemampuan lambung untuk menghasilkan asam sehingga memicu terjadinya peradangan.
  • Konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter, beberapa suplemen dapat meningkatkan risiko gastritis.

Referensi: 

  1. SehatQ: Maag (Gastritis): https://www.sehatq.com/penyakit/gastritis
  2. Rsjakarta.co.id : Gastritis : http://rsjakarta.co.id/2019/08/21/apa-itu-gastritis-atau-radang-lambung

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *