Masalah pendengaran

Gangguan pendengaran amat lazim terbentuk pada siapa saja. Perihal tersebut amat menyakitkan, yang amat dominan bila kian gawat dan dominannya bila mengacaukan kedua telinga. Indra pendengaran salah satu indra yang amat penting bagi makhluk hidup. Dengan memakai indera pendengaran atau lazimnya dinamai telinga atau kuping. Indra pendengaran seluruh manusia kian menurun dengan sejalannya bertambahnya umur seseorang. Tapi, terdapat mayoritas tipe kekacauan mengenai cara kerja indra pendengaran dan tak seluruhnya terbatasi terhadap orang lansia. Kerapkali masyarakat kurang memahami gangguan pendengaran, perwujudannya tak sama dan masyarakat tak mengetahui cara kerja indra pendengaran.

Telinga secara kasar mempunyai kegunaan guna mendengar dan digolongkan membentuk tiga bagian. Telinga mempunyai bagian berupa tulang pendengaran, adapun bagian dari indera pendengaran ialah telinga luar tercakup sisi yang bisa dilihat oleh mata yang dinamai pinna, dan susunan serupa liang sempit yang dinamai terusan terusan kuping, yang sanggup dipandang oleh ahli THT dengan memakai cahaya. Diujung kuping ialah melambangkan sisi tulang pendengaran yang dinamai gendang telinga. Perihal sisi tersebut memisahkan diantara telinga luar dari telinga tengah. Gendang kuping ialah melambangkan selaput yang direnggangkan dengan kuat, hampir serupa kulit drum. Kerapkali dijumpai gangguan pada telinga terbentuk dengan bermacam-macam penyebab.

Istilah yang kerap kali dijumpai mengenai perkara mendengar ialah gangguan pada telinga. Masing-masing pribadi mempunyai tingkatan cara mendengar yang tak sama. Gangguan telinga adalah sebutan bagi seluruh keadaan dan kecacatan yang mengakibatkan terbentuknya sistem pendengaran pada proses mendengar. Keadaan tersebut sanggup diakibatkan oleh berlebihannya dari paparan bunyi bising dalam jangka panjang sampai kelainan pada telinga dan sistem pendengaran terkacaukan. Terdapat pula yang mengartikan bahwa kuping adalah salah satu anggota tubuh yang manfaatnya guna mendengar. Organ ini dinamai indera pendengaran, amat rentan mayoritas orang mempunyai gangguan pendengaran. Kuping melambangkan yang amat dominan berperan dalam kehidupan sehari-hari, serta tulang pendengaran amat rentan mengalami gangguan telinga. Sistem pendengaran mampu mengirimkan dan menerima suara. Ketika terbentuk kelainan pada telinga terhadap sisi-sisi kuping tersebut, maka akan terbentuk kekacauan dalam mengolah cara mendengar. Dampaknya, bunyi sanggup menangkap suara-suara yang tak terang atau bahkan tak terdengar sama sekali.

Diagnosa masalah pendengaran

Ahli akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar keresahan yang dimiliki dan sejarah kesehatan korban. Ahli pula menanyakan kepada korban tentang bunyi yang kerap kali didengar, dan aktivitas yang kerap dijalankan atau terbaru dijalankan sebelum mendapati kelainan pada telinga.

Selanjutnya, ahli akan menjalankan penelitian dengan memakai otoskop guna meneliti terusan kuping sisi luarannya dan memandang gendang telinga. Dari penelitian tersebut, ahli akan memandang apakah terdapat keruntuhan terhadap gendang kuping, penghalang, pembengkakan atau penularan terhadap terusan kuping.

Berbagai pengujian guna mendiagnosa kecacatan mencakup :

  • Pengujian fisik. Ahli akan mendeteksi potensi yang membentuk penyebab kecacatan sistem pendengaran, serupa feses kuping atau pembengkakan yang diperoleh dari dampak penularan.

  • Pengujian skrining normal. Ahli berpotensi memakai pengujian dengungan, menganjurkan korban guna menyumbat kuping satu per satu guna memandang mendengar kata-kata yang diutarakan dan tanggapan terhadap suara lainnya.

  • Pengujian pendengaran berdasarkan aplikasi. Aplikasi seluler mempunyai yang sanggup dipakai secara mandiri guna menyuling gangguan pada telinga yang tengah terbentuk.

  • Pengujian garpu tala. Garpu tala ialah peralatan logam bercabang dua yang mempunyai tuaian bunyi ketika di ketuk. Pengujian gampang dengan memakai garpu tala sanggup menolong ahli menjumpai kekacauan sistem pendengaran.

  • Pengujian audiometer. Sejauh pengujian yang amat lengkap yang dijalankan oleh seorang audiolog, menggunakan earphone dan mendengar bunyi yang ditujukan pada masing-masing kuping.

Penyebab masalah pendengaran

Kelepasan pendengaran sanggup diperoleh dari berlebihannya berbagai perihal :

  • Kekacauan pendengaran secara tiba-tiba di satu kuping berpotensi didapati dari feses telinga, penularan telinga, gendang telinga bercela (hancur) atau kecacatan meniere.

  • Kekacauan pendengaran secara mendadak di kedua kuping mempunyai potensi diperoleh dari keruntuhan dampak bunyi yang amat kencang, atau pemakaian ramu-ramuan terkhusus yang sanggup mengacaukan indera pendengaran.

  • Kelepasan sistem pendengaran bertingkat di satu kuping mempunyai potensi dari sesuatu di kedalaman kuping, serupa cairan, perkembangan rangka atau penggunungan jaringan selaput.

  • Kekacauan yang didapati secara bertingkat di kedua kuping lazimnya diakibatkan oleh pertambahan umur atau paparan bunyian kencang selama tahunan.

Perihal tersebut berpotensi mengirimkan ilustrasi penjelasan mengenai kecacatan tersebut, tapi meyakinkan korban guna mendatangi ahli guna memperoleh diagnosa yang sesuai dengan yang dipunyai.

Faktor resiko masalah pendengaran

Berbagai unsur yang sanggup menaikkan resiko mencakup :

  • Proses penambahan umur. Mengakibatkan pengubahan susunan terhadap kuping sisi dalam.

  • Unsur keturunan. Sebagian perkara mengenai kuping sanggup diturunkan dari orang tua

  • Mempunyai kecacatan stroke dan neoplasma.

  • Mempunyai kecacatan penularan selama kehamilan, serupa penularan TORCH yang menaikkan bahaya terbentuknya keanehan bawaan tercakup kekacauan cara kerja indra pendengaran terhadap bayi yang dilahirkan.

  • Menderita kecacatan khusus, serupa diabetes, hipertensi, gagal jantung.

  • Paparan bunyi kencang, serupa bunyi dari dentuman.

Gejala masalah pendengaran

Kelepasan pendengaran sanggup terbentuk secara mendadak atau sanggup meluas selama tahunan dan amat berkala. Bahkan, mayoritas orang tak mengetahuinya. Seseorang berpotensi mendapati kesusahan mengerti, dominannya di wilayah keramaian atau kerumunan. Bila seseorang mendapati beberapa ciri-ciri kecacatan tersebut, diharapkan segera mendatangi ahli THT guna mendapatkan penanganan yang sesuai.

Berbagai pertanda masalah pendengaran :

  • Kesakitan di kuping

  • Berasa terdapat benda asing yang memenuhi di kuping

  • Kekacauan cara mendengar secara berkala sejalan bertambahnya umur

  • Kekacauan sistem pendengaran secara berkala di satu kuping saja

  • Dengung di satu telinga

  • Pusing

  • Mual

  • Perih, indera pendengaran menurun, perasaan cairan di telinga

  • Kesusahan mengerti perbincangan dalam suatu perkumpulan

  • Membentuk amat cemas, gampang tersinggung, stress.

Masalah pendengaran

Pengobatan masalah pendengaran

Maksud perawatan kekacauan cara mendengar guna menangani penyebab yang melandasi dan menghalau kian merosotnya kekacauan yang terbentuk. Bila didapati dari penggunungan feses kuping, penularan telinga sisi luaran atau penularan telinga sisi tengah, lazimnya kekacauan pendengaran sanggup dipulihkan. Selagi perkara itu terbentuk, terdapat kekacauan sensorineural, dominannya dampak proses pertambahan umur, perawatan bermaksud guna menaikkan kegunaan pendengaran atau menolong korban guna menyesuaikan dan mampu berbincang dengan cara lainnya.

Cara perawatan dan pengobatan yang sanggup dijalankan :

  • Membersihkan penggunungan feses di kedalaman kuping dengan memakai ramuan tetes telinga atau pemakaian peralatan penyedotan feses.

  • Melaksanakan pembedahan guna mengobati keanehan terhadap gendang telinga dan tulang pendengaran.

  • Menukar ramu-ramuan atau menyelaraskan kadar ramuan yang dicurigai mengakibatkan kecacatan.

  • Mengobati kecacatan lainnya yang dicurigai sebagai pemantik gangguan telinga.

  • Memakai peralatan penolong pendengaran guna menolong penyaluran bunyi.

  • Menambahkan implan koklea guna menstimulasi saraf di telinga.

  • Menambahkan implan auditori batang otak guna memberikan tanda listrik ke otak.

  • Mendidik dan membina pemakaian bahasa isyarat atau pembacaan bibir, baik bagi penderita maupun orang di sekelilingnya.

  • Memakai ALDs guna menolong agar segala bunyi-bunyian sanggup dengan segera terhubung ke peralatan pertolongan untuk mendengarkan yang dipakai.

Referensi

  1. Mayo Clinic : Hearing loss : https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hearing-loss/diagnosis-treatment/drc-20373077

  2. NHS : Hearing loss : https://www.nhs.uk/conditions/hearing-loss/

  3. Cleveland Clinic : Hearing Loss : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17673-hearing-loss

  4. UCSF Health : Hearing Loss Treatments : https://www.ucsfhealth.org/conditions/hearing-loss/treatment

Mahendra Pratama

Mahendra Pratama, seorang ahli gizi berusia 52 tahun dan bekerja di Handal Dok sebagai penulis/editor. Ia lulus dari Universitas Wijaya Kusuma sekitar 25 tahun yang lalu. Dia adalah mahasiswa yang berprestasi. Mahendra sering menulis artikel tentang nutrisi atau cara menjaga kesehatan. Dia memiliki hobi - yoga.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *